Rabu

Asked Why II (Politic)


“Tidak ada kata terlambat, asal masih bernafas”

Lebih dari dua tahun yang lalu, saya menulis tulisan berjudul Asked Why yang isinya memuat pertanyaan-pertanyaan dan jawaban kritis tentang segala hal di kehidupan (sosial, politik, hukum, gaya hidup, dsb). Kali ini saya tertarik untuk menulis edisi selanjutnya. Jika “Asked Why” sebelumnya pokok bahasannya mengenai segala warna warni kehidupan. Berhubung sekarang tahun politik, saya tertarik mengangkat tema tentang politik.

Untuk sobat yang belum membaca Asked Why edisi sebelumnya, sila lihat di sini --> cikidot


Bahas politik itu santai saja brew!
Jangan terlalu serius,
kalau nggak mau terkena penyakit kuning!

\m/



“Saat semua orang mendorong saya untuk berdiri di tengah-tengah perhatian,
Saya lebih memilih berada di pinggir perhatian.
Tanya kenapa?
Karena di situ saya bisa melihat lebih,
dengan kacamata hati tanpa batas pandangan, saya bisa melihat dunia yang penuh warna,
tanpa ada seorangpun yang sanggup membelenggu penjelajahan saya”
\m/

. . .

Banyak cerita, banyak strategi, banyak intrik yang dilakukan para pelaku politik untuk mendapatkan simpati masyarakat pemilih. Yang benar-benar jujur dan yang pura-pura jujur berbaur dalam satu aroma persaingan. Segala cara dilakukan untuk menang.

Sebelum tanya jawab ala pengamat politik jalanan ini dimulai, saya sebutkan dulu nama-nama aktor yang terlibat dalam percakapan di bawah ini, yang terdiri dari:

Pengamat Politik Jalanan          
Markonah : Masyarakat umum
Toing         : Masyarakat umum

 . . .

Pertanyaan (1)

Sebentar lagi pesta demokrasi (pemilu) akan digelar. Apakah Anda sudah menetapkan pilihan, berkaitan dengan Partai politik atau Caleg  yang  akan Anda pilih?

Mohon sertakan juga alasannya.

Markonah: Sudah.
Aku memilih Partai dan Caleg yang visi dan misinya memihak kepada kepentingan rakyat banyak.

Toing: Sudah.
Aku memilih Partai dan Caleg yang iklannya sering muncul di TV. Senang deh melihatnya. Aku kan penyuka sinetron.

Pengamat Politik Jalanan:
Markonah, jawaban Anda bagus sekali.
Semoga apa yang disuarakan oleh Partai dan Caleg yang akan Anda pilih tersebut benar-benar diwujudkannya ketika nanti terpilih. Semoga juga visi dan misi yang bagus tersebut tidak hanya demi kepentingan politik atau pencitraan saja.

Toing, jawaban Anda cerdas sekali. Anda ini benar-benar sosok yang luar biasa sesatnya.

. . .

Pertanyaan (2)

Semua visi dan misi partai politik tidak ada yang jelek, semuanya bagus, atas nama rakyat, untuk kebaikan masyarakat banyak. Apakah Anda sudah benar-benar mengenal sosok Caleg (daerah pemilihan anda) yang diusung partai politik yang akan Anda pilih tersebut?

Markonah: Aku sudah mencari tahu. Bahkan aku mengikuti juga akun media sosial milik mereka (caleg tersebut). Aku sudah dapat menilai karakter dia, dari postingan dia di media sosial sejak lama. Ia sudah sering memposting tentang hal-hal positif. Dari hasil temuan itu, aku berharap beliau benar-benar dan sungguh-sungguh memegang amanah serta bekerja dengan sebaik-baiknya.

Toing: Belum sih.
Tapi aku sangat percaya, mereka semua baik.  Pas lihat foto mereka yang tertancap di pohon depan halaman rumahku, mereka terlihat ganteng-ganteng dan cantik-cantik. Senyum mereka yang terlihat di foto-foto itu juga ramah.

Pengamat Politik Jalanan:

Markonah, teliti sekali Anda ini. Iya, itu sangat bagus, jangan sampai seperti membeli kucing dalam karung. Semoga Caleg pilihan Anda itu benar-benar bekerja dengan baik dan mengabdi untuk rakyat.

Toing, Anda ini semakin cerdas saja kesesatannya.

Seperti peramal saja Anda ini, hanya karena melihat foto mereka (caleg) ganteng-ganteng dan cantik-cantik, Anda langsung percaya dan mengatakan mereka orang baik.

Sebaiknya Anda turunkan foto-foto tersebut! Belum terpilih saja mereka sudah berani melanggar aturan kampanye (tidak boleh memaku pohon), apalagi nanti jika sudah terpilih.

. . .

Pertanyaan (3)

Jika ada caleg atau capres yang memberikan Anda barang atau amplop berisi uang. Apakah Anda akan menerimanya?

Markonah: Tidak!
Aku akan menolak semua itu, karena segala pemberian menjelang pemilu atau di masa kampanye, sudah pasti itu merupakan kepentingan politik jorok. Kalau caleg yang tadi mau aku pilih melakukan hal seperti itu, aku tidak akan memilihnya dan akan memilih calon lain.

Toing: Jelas diterima dong.
Masa iya orang ngasih ditolak, rugi banget!
Ambil saja barang atau amplop pemberiannya. Kebelakangnya terserah kita dong mau milih dia atau enggak.

Pengamat Politik Jalanan:

Markonah, mantap!
Betul sekali, pemberian di masa kampanye itu memang sangat gampang ditebak tujuannya. Keputusan Anda untuk menolak pemberian itu sangat tepat, karena pemberian semacam itu merupakan praktek suap kecil, yang jika dibiarkan akan mengundang praktek suap besar yang dapat membunuh masa depan Bangsa dan Negara kita ini. Dan itu harus dihentikan.

Toing!
Wah, nampaknya semakin bertambah saja kadar kecerdasan Anda dalam kesesatan.

. . .

Pertanyaan (4)

Walau belum semua, namun sebagian partai politik telah memperkenalkan nama capres yang akan mereka usung, jika nanti partai mereka memenuhi syarat mengajukan capres.

Apakah Anda sudah mengenal nama-nama capres yang ditawarkan partai politik tersebut?

Markonah: Sudah.
Walau masih sebatas calon (presiden), tetapi aku telah berusaha mencari rekam jejak para capres tersebut dan mengantonginya, agar nanti tidak salah pilih.

Toing: Sudah banget!
Orang aku sering melihat iklan mereka di TV.

Pengamat Politik Jalanan:

Markonah, salut! Anda terlihat sangat berhati-hati dalam menentukan pilhan.
Toing, sepertinya Anda benar-benar telah menjadi korban iklan.

. . .

Pertanyaan (5)

Baiklah, ini pertanyaan terakhir.

Calon Presiden seperti apa yang akan Anda pilih di pilpres nanti?

Sebutkan kriterianya.

Markonah: Aku akan memilih presiden yang memiliki rekam jejak bagus. Aku menjadikan itu sebagai referensi, seberapa baik dia dapat bekerja jika nanti terpilih menjadi Presiden. Orang yang memiliki banyak prestasi, tentu lebih baik dan berpengalaman ketimbang yang memiliki sedikit prestasi.
Dia harus jujur, baik, tegas tidak memihak kepada apapun kecuali kebenaran, memiliki visi misi yang bagus, anti korupsi, kolusi dan nepotisme, mengabdikan hidupnya untuk rakyat, merakyat dan tidak sombong, pandai bekerja, membenahi segala carut marut bangsa dari mulai masalah hukum, ekonomi, kesehatan, pendidikan, pembangunan dan semua programnya harus memihak kepada rakyat, dsb.

Toing: Aku memilih Presiden yang kaya raya juga banyak duit. Kalau orang yang sudah kaya raya dan banyak duit, pasti nggak bakalan korupsi lagi, kan duitnya sudah banyak.

Pengamat Politik Jalanan:

Markonah, Anda ini cerdas sekali.
Kriteria yang Anda sebutkan itu merupakan juga kriteria impian seluruh lapisan masyarakat. Semoga  saja di pilpres kali ini ada sosok capres yang memiliki kriteria seperti yang Anda sebutkan itu. Berharap ada yang dapat membawa perubahan nyata, bukan hanya sekadar slogan manis saat kampanye.

Toing, tahu dari mana Anda kalau orang yang sudah kaya raya, ia tidak akan korupsi lagi?

Bukankah manusia itu memiliki nafsu yang tidak pernah akan terpuaskan kecuali oleh kebaikan dan keelokan hatinya yang di penuhi keimanan.

Jadi tidak ada jaminan, orang yang sudah kaya tidak akan berbuat jahat dan korupsi.

Buka mata hati Anda, baca dan pahami ini!

Hadist Rasulullah Saw

Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat. (HR. Bukhari).

. . .

Rasanya tidak perlu uraian panjang lebar untuk menarik kesimpulan dari tulisan di atas. Intinya jangan salah pilih.

Semoga tulisan ini bermanfaat!


Akhir kata, mari kita kawal dan sukseskan PEMILU 2014. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar