Selasa

Kenapa Sesatmologi?

Sumber foto: dari sini


Ternyata masih ada beberapa teman yang bertanya tentang judul blog saya, 1 + 1 = 7 dengan alamat sesatmologi.com

"Kenapa sesatmologi?"
"Kenapa 1+1= 7?"

Dan jawaban saya adalah:

Silakan baca semua konten postingan yang ada di blog saya ini dan jika sobat menemukan isi kontennya yang menyesatkan, beri tahu saya. Saya yakin sepenuhnya tidak ada konten menyesatkan yang saya tulis dan saya publish di blog ini.

Sesatmologi dan 1+1=7 yang saya gunakan sebagai judul blog adalah cara saya mengkritisi cara pandang orang-orang yang memiliki pemikiran monoton, yang hanya tahu salah jika nyata salah secara kasatmata dan jarang yang mau menelaah lebih dalam. Kenapa salah? Kok bisa salah?, dsb.

Senin

Kutipan Sang Presiden

Sumber foto: Jokowi

Kutipan Sang Presiden adalah rangkuman pernyataan Bapak Presiden Joko Widodo yang saya kutip dari tweet atau kicauan akun twitter miliknya. Kutipan ini tidak mengambil semua  tweet dari akun twitter milik Pak Jokowi, kecuali kata-kata yang menurut saya menarik. 

Selamat membaca!    


Hati nurani adalah indera keenam yang melengkapi kelima indera, jadikanlah kompas dalam setiap langkah.

..

Minggu

Langkah Mungil Sang Pemburu Mimpi

Image: himakom unsoed

Kala awan pagi menyibak langit,
mengusik gemulai tarian embun di ujung daun.
Langkah-langkah waktu perlahan beranjak lupakan mimpi malam.
Kokok ayam bagai lolongan serigala mencambuk asa.  
Engkau beranjak dari tempat tidur lusuh, menuju dapur tanpa kamar mandi.
Secawan air telah cukup bagimu untuk menyeka wajah.

Cahaya keemasan yang terpancar dari sisi bilik rumah panggung,
sebagai penunjuk waktu bagimu untuk segera berkemas,
menjemput cita-cita di balik belantara sunyi.
Seragam lusuh, tas lusuh, buku lusuh, tetapi tidak begitu dengan semangatmu.

Kamis

Lupa Bikin Judul


Semoga belum lupa. Ketika semua lembaga survei kredibel mengatakan Jerman menang tipis atas Argentina, sementara ada beberapa lembaga survei abal-abal yang ngotot mengatakan Argentina sebagai pemenangnya.
 
Ada suatu masa yang mana pesta demokrasi diwarnai dengan perseteruan sengit seolah kita tak berdiri di antara tiang bendera yang sama. Saling serang, saling sikut, saling hantam, perang opini, sampai perang fitnah. Memang tidak melibatkan fisik, tetapi proses itu telah cukup membuat urat saraf lelah, bahkan nyaris putus. Nusantara seperti terbelah, seolah kita tidak lahir dari rahim yang sama (Ibu Pertiwi), seolah kita bukan putra putri terbaik bangsa yang terdidik dengan budaya timur yang menjunjung tinggi norma dan nilai-nilai (kesopanan).

Pantaskah kita merindukan suasana seperti kala itu atau malah merasa jijik ketika harus mengenangnya?
Lantas, apa yang salah dengan demokrasi kita?

Sabtu

Alat Perdamaian


Saya membayangkan, andai semua manusia memposisikan dirinya sebagai alat perdamaian. Pasti tidak akan ada lagi perperangan, tawuran, konflik, perbedaan yang berujung pada kekerasan (fisik/psikis), dsb.

Tuhan, mohon tuntun kami agar tidak saling membenci.

Rabu

Sayap-Sayap Mimpi Yang Lelah


Sayap-sayap mimpi yang lelah
Membumbung tinggi di angkasa luas
Beribu doa menyelimuti harap jutaan kalbu

Ada jiwa yang tersenyum di pusarannya
Ada pula yang menangis
Ada yang haru biru
Ada pula yang hitam pekat dalam kenistaan

Asked Why II (Politic)


“Tidak ada kata terlambat, asal masih bernafas”

Lebih dari dua tahun yang lalu, saya menulis tulisan berjudul Asked Why yang isinya memuat pertanyaan-pertanyaan dan jawaban kritis tentang segala hal di kehidupan (sosial, politik, hukum, gaya hidup, dsb). Kali ini saya tertarik untuk menulis edisi selanjutnya. Jika “Asked Why” sebelumnya pokok bahasannya mengenai segala warna warni kehidupan. Berhubung sekarang tahun politik, saya tertarik mengangkat tema tentang politik.

Untuk sobat yang belum membaca Asked Why edisi sebelumnya, sila lihat di sini --> cikidot


Bahas politik itu santai saja brew!
Jangan terlalu serius,
kalau nggak mau terkena penyakit kuning!

\m/


Berdoa di Media Sosial


Ketika seorang teman bertanya kepada saya, apakah pantas berdoa di media sosial? 
Jawaban saya: TIDAK!

Sharing atau berbagi lafaz doa di media sosial itu bagus!
Tetapi kalau berdoa di media sosial?
Maaf, itu sama saja berperilaku tidak sopan ketika bertutur kepada Tuhan.

Mengutip analogi dari sahabat saya, pak +Jara Kada:
Ketika ada seseorang yang meminta bantuan kepada Anda, tapi mukanya menghadap kepada orang lain.

Apakah Anda akan menolong orang tersebut dengan ikhlas?
Apakah menurut Anda orang tersebut sudah bersikap sopan?

Kamis

Sudut Pandang


Banyak masyarakat kita terlalu fanatik dengan sistem dan pandangan baku yang pernah diajarkan kepadanya, sehingga membuatnya buta gaya atau mati langkah untuk mencoba menelaah sesuatu dari sudut pandang berbeda.

Saya seringkali memiliki cara pandang berbeda dari kebanyakan rekan-rekan saya mengenai berbagai hal dalam hidup ini. Apakah itu membuat saya dianggap aneh, gila, tak wajar dan lain sebagainya? Entahlah, Anda yang memiliki hak untuk menilai itu.

Ketika orang mengatakan rakyat dipimpin oleh Presiden atau Raja. Dalam pandangan saya, Presiden dan Raja lah yang seharusnya dipimpin oleh Rakyatnya. Ketika orang berkata murid diajari oleh gurunya. Dalam pandangan saya, guru dan murid semestinya sama-sama saling belajar dan mengajari.

Rabu

Yes, I am Plusser!


Saya yakin, sobat (terutama plusser senior) masih ingat dengan postingan saya terdahulu (2 atau 3 tahun silam) yang materinya membandingkan fitur beberapa media sosial, khususnya antara Google+ dan Facebook. Kala itu awal kemunculan Google+ yang hadir sebagai media sosial baru dengan fitur-fitur menarik, menjanjikan kenyamanan bagi setiap penggunanya dalam berinteraksi dan berbagi.

Kehadiran Google+ menjadi salah satu pesaing media sosial lain, terutama media sosial yang telah cukup populer sebelumnya (baca: facebook). Oleh sebab itu, tidak jarang pengamat media sosial, bahkan Plusser (sebutan untuk pengguna Google+) sering kali membandingkan fitur antara kedua media sosial di atas.


Waktu itu saya merupakan salah seorang yang cukup terkesan dengan fitur-fitur yang ditawarkan Google+, diantaranya adalah sistem pertemanannya (baca: circle) circle memungkinkan kita membuat pengelompokan terhadap tulisan (postingan) yang ingin kita baca di stream, pun begitu juga ketika ketika nge-pos, dengan adanya circle kita dapat menentukan kepada siapa saja tulisan yang kita posting dibagikan. Selain itu ada fitur Sparks (portal berita), Hangout, Gif, posting dan komentar yang bisa diedit, dsb. Salah satu yang paling sangat luar biasa adalah tidak ada satu pun iklan di stream (sampai sekarang) + dilengkapi dengan user-user yang tidak kalah luar biasa juga kala itu. Dan masih banyak fitur menarik lainnya yang tak mungkin saya sebutkan satu persatu.