Rabu

Berdoa di Media Sosial


Ketika seorang teman bertanya kepada saya, apakah pantas berdoa di media sosial? 
Jawaban saya: TIDAK!

Sharing atau berbagi lafaz doa di media sosial itu bagus!
Tetapi kalau berdoa di media sosial?
Maaf, itu sama saja berperilaku tidak sopan ketika bertutur kepada Tuhan.

Mengutip analogi dari sahabat saya, pak +Jara Kada:
Ketika ada seseorang yang meminta bantuan kepada Anda, tapi mukanya menghadap kepada orang lain.

Apakah Anda akan menolong orang tersebut dengan ikhlas?
Apakah menurut Anda orang tersebut sudah bersikap sopan?



Maksud analogi di atas adalah.
Tujuan dibuatnya media sosial (baik itu twitter, google+, facebook dan media sosial lain) adalah agar seseorang lebih mudah terhubung, bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain, yang mungkin saja tempat tinggalnya berjauhan.

Pun begitu juga dengan tujuan Anda ketika aktif dan menulis di media sosial. Secara langsung dan meyakinkan serta tidak terbantahkan, segala yang Anda tulis dan Anda bagikan di media sosial, Anda akui atau tidak, semua itu tertuju untuk teman yang sudah terkoneksi dengan akun milik Anda (akun yang sudah berteman dengan Anda jika di facebook, akun yang sudah mem-follow akun milik Anda jika di twitter dan blog atau akun yang sudah menambahkan Anda ke lingkarannya jika di Google+, dsb) BUKAN UNTUK TUHAN! (tolong catat: BUKAN UNTUK TUHAN).

Rasanya sangat tidak wajar, ketika Doa yang seharusnya Anda panjatkan secara langsung kepada Tuhan, harus melalui perantara tidak lazim (baca: media sosial). Sementara berdoa itu sendiri ada Adabnya.

Saya tegaskan sekali lagi, ketika Anda menulis ataupun apa saja yang Anda bagikan di media sosial, semuanya tertuju kepada akun yang sudah terkoneksi dengan akun milik Anda.

Saya berikan Analogi berbeda, sekarang coba Anda keluarkan handphone milik Anda, buat pesan baru seperti di bawah ini:

“Ya Tuhan, hamba pengen menjadi PNS, kabulkanlah doa hamba!”

Setelah itu kirim kepada semua kontak yang ada di phonebook (buku telepon) handphone milik Anda.

Apakah menurut Anda itu wajar?

Teman Anda yang IQ-nya agak anu (kelas melati) pasti akan membalas dengan pesan “Aamien”. Tetapi teman Anda yang IQ-nya kelas bintang lima, pasti akan membalas pesan tersebut dengan isi pesan, “Kamu kira saya Tuhan? Ngirim doa kok ke saya, kirim ke Tuhan!”

Jika alasan Anda berdoa di media sosial dengan dalil berdoa boleh di mana saja.
Sekarang saya bertanya. Apakah di kamar mandi boleh berdoa? Jika di kamar mandi tidak boleh berdoa karena alasan tidak sopan berdoa di tempat yang kotor. Perlu Anda ketahui! Media sosial bisa jauh lebih kotor dari kamar mandi. Segala orang baik ada di sini, segala macam sampah juga ada di sini, mulai dari sampah masyarakat, sampai sampah politik dan segala macam penjahat dan penipu pun ada.

Mengutip kicauan (ledekan) dulur saya bang +Jarar Siahaan tentang doa di media sosial:
“Ya Tuhan, jika tidak engkau kabulkan juga doa hamba di google+, besok hamba akan berdoa di twitter. Namun, jika tidak engkau kabulkan juga, besoknya lagi terpaksa hamba berdoa di facebook atau path”.

Tidak berperilaku sopan kepada orang lain di zaman sekarang, bisa dijerat pasal perbuatan tidak menyenangkan. Tidak bersikap sopan kepada Tuhan, hukumannya tentu lebih berat. Ini hanya sekadar mengingatkan.

Selengkapnya, agar tahu, sila Anda pelajari adab berdoa dengan mengunjungi link berikut ini: Adab berdo'a.

* * *

Mohon maaf, jika tulisan saya (mungkin) membuat Anda tidak berkenan. Ini hanya pemikiran saya, sila beri masukan jika ada yang keliru dan mari kita berdiskusi dengan sehat, tanpa caci maki.

Akhir kata, mari sama-sama introspeksi diri dan mari kita manfaatkan media sosial dengan bijak, semoga tidak merusak kehidupan sosial kita di dunia nyata. Salam!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar