Jumat

Real Jokes (Jilid III)



Setelah Real Jokes Jilid I dan II, akhirnya yang Jilid III pun usai dikocok-kocok. Tapi ingat, bukan untuk ditiru, apalagi tanpa pengawasan orang dewasa.:D

Langsung TKP saja ya!

Kisah ini terjadi tahun 2004 di kota hujan. Pukul 20:00 wib setiap malam sabtu adalah jadwal latihan band saya dan teman-teman. Seperti minggu-minggu sebelumnya, 15 menit sebelum pukul 20:00 wib, saya dan pasukan sudah standby di halaman studio musik tempat kami biasa nangkring. Di halaman depan studio memang disediakan bangku tempat duduk untuk yang lagi antre menunggu giliran latihan. Ketika menunggu itu, saya dan pasukan mendapatkan kenalan baru, cewek kece tentunya, wehehehee, inisialnya DW. Si DW lagi menunggu temannya yang lagi latihan. Cerita punya cerita dan olah punya olah, si DW begitu sangat cepat akrab dengan saya, pun begitu sama teman-teman saya. Gombal punya gombal dan rayu punya rayu, ujung-ujungnya si DW pun bersedia menemani saya dan teman-teman sampai usai latihan, dengan catatan salah seorang dari kami harus ada yang bersedia mengantarkannya pulang.

Minggu

MATI RASA


Untuk makhluk terluka yang tertindih waktu
Dapatkah kau mendengar suara-suara alam?
Ia memaki lukamu, ia mentertawakan raut murung wajahmu.

Untuk makhluk terluka yang diludahi waktu
Coba kau dengarkan makian zaman!
Nyanyian tak merdu tampar langkah jiwa gelisah.

Untuk makhluk terluka yang ditelanjangi waktu.
Diammu tidak melebur lara!
Bersuaralah, caci mimpi yang membuat rohmu mati suri.

Untuk makhluk terluka yang dipenjarakan waktu.
Kubur belenggu angkuhmu!
Tendang kecongkakkan yang menaungi kegelapan.

Untuk makhluk terluka yang dipecundangi waktu.
Lepaskan jerat ruang kelam, bangkitlah!
Cumbui malam tak bertepi,
Menyeka luka
Melebur asa
Melerai pertempuran jiwa
Menyemai kembali hari penuh makna.