Jumat

Never Give Up



Berbicara tentang impian, cita-cita, semua orang pasti memilikinya, walaupun berbeda alur, beda kiblat, beda tujuan, namun sumbernya tetap satu adalah keinginan untuk masa depan yang lebih baik. Waktu kecil kita sering ditanya mengenai cita-cita, namun tidak hanya di masa kecil, setelah dewasapun kita masih tetap memiliki cita-cita, impian, rancangan dan rencana-rencana di dalam kehidupan. Sudah dapatkah kita meraih apa yang kita cita-citakan? Jawabannya pasti beragam, ada yang sudah terwujud dan berujung dengan indah, ada juga yang masih berjuang bermandikan keringat serta ada juga yang lagi dihampiri rasa lelah untuk meraihnya. 



Selayaknya kehidupan, setiap manusia normal pasti akan selalu merencanakan sesuatu yang terbaik untuk hidupnya dan tidak akan menyudahi keinginannya hanya pada satu titik kemenangan. Ketika satu keinginan terwujud pasti akan ada keinginan baru yang hadir menggoda untuk diwujudkan, karena memang seperti itulah sewajarnya kehidupan, kita harus tumbuh berkembang seiring waktu dan kebutuhan yang berputar memayungi setiap detak langkahnya.

Saya tertarik membahas tentang keinginan, yang mana menurut saya keinginan itu merupakan sumber kebahagiaan dan juga merupakan sumber dari penderitaan, yang bertempat di dalam hati dan fikiran. Saat apa yang kita inginkan terwujud, kebahagiaanlah yang akan menghampiri, namun bila sebaliknya, bisa dipastikan yang singgah hanya rasa kecewa dan derita. Bila kita berkeinginan, sudah siapkah kita dengan segala konsekuensinya? Banyak di antara kita yang hanya fokus kepada keinginan saja, sehingga mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan pembekalan diri dalam mencapaiannya, kita sering terlupa bahwasanya tujuan dari keinginan itu bukanlah hal yang utama, karena yang paling utama adalah proses menuju keinginan tersebut.    

Keinginan dari segala keinginan puncaknya adalah kebahagiaan dan yang sebenar-benarnya kita cari itu adalah kebahagiaan. Sementara untuk nilai takaran kebahagiaan menurut saya tidak hanya terletak pada harta yang menyertai kekayaan, akan tetapi lebih kepada kemampuan hati kita untuk mensyukuri apa yang sudah kita raih dan kita miliki. Walau tidak bisa dipungkiri juga bahwasanya harta dunia telah menjadi sang penggoda paling dominan. 

Saya coba uraikan salah satu contohnya: 

Ada dua keluarga, sebut saja keluarga 1 dan keluarga 2. Keluarga 1 hidup berlimpah harta dan keluarga 2 hidup pas-pasan dan bahkan sangat sederhana, mereka sama-sama memiliki anak laki-laki yang masih duduk di bangku SMU. Anak keluarga 1 setiap berangkat ke sekolah selalu diantar sama sopir pribadi keluarganya menggunakan mobil mewah, sementara anak keluarga 2 berangkat kesekolah dengan berjalan kaki. 

Anak keluarga 1 ingin memiliki kendaraan sendiri sehingga ia meminta kepada orang tuanya yang kaya raya untuk membelikannya sebuah mobil mewah, agar ia bisa berangkat sendiri ke sekolahan tanpa harus diantar jemput oleh sopir pribadinya. Sementara anak keluarga 2 ingin memiliki sebuah sepeda, biar jarak tempuh dari rumah ke sekolahannya tidak menghabiskan banyak waktu yang melelahkan dan ia juga meminta kepada orang tuanya untuk membelikannya sepeda. Karena alasan masih kecil, keluarga 1 tidak membelikan mobil mewah kepada anaknya, tetapi sebuah motor baru, sementara keluarga 2 dengan susah payah berusaha agar dapat membelikan sepeda untuk anaknya, dan usahanya itupun terjawab, keluarga 2 mampu membelikan sepeda untuk anaknya meskipun hanya sepeda bekas.

Apakah anak keluarga 1 bahagia? Jawabnya tidak, karena yang ia inginkan bukan motor tetapi mobil mewah.
Apakah anak keluarga 2 bahagia? Jawabnya Iya, karena apa yang ia inginkan telah terwujud menjadi kenyataan.

Dari kisah di atas bisa kita ambil kesimpulan, bahwasanya point kebahagiaan itu tidak diukur dari quantity opulence atau nilai materi yang didapat, tetapi dari pencapaian serta terwujudnya sebuah keinginan, maka dengan itu akan lahir kebahagiaan. Saya setuju bila ada yang mengatakan harta dunia merupakan salah satu kendaraan menuju bahagia, namun tidak berpatokan kepada seberapa banyak jumlahnya. Bila memang harta dunia itu kendaraan menuju bahagia, kita juga harus tahu bahan bakarnya, apa bahan bakarnya? Bahan bakarnya adalah budi pekerti kita.

Persiapkan diri, hati dan jiwa kita sebaik mungkin untuk menjalani proses menuju keinginan, termasuk juga di dalamnya menyikapi kemungkinan-kemungkinan negative yang akan terjadi di dalam konsep yang sudah kita rancanakan, karena tidak semua langkah dalam kehidupan bisa berjalan dengan mulus sesuai dengan rencana. Banyak di antara saudara-saudara kita dalam menolak sesuatu yang tidak diinginkannya sering kali mengubur dasar keinginan tersebut dan membuangnya jauh dari kehidupannya. Kenapa hal seperti itu bisa terjadi? Agaknya pertanyaan itu perlu dipertanyakan, karena kebanyakan di antara kita hanya mempersiapkan dirinya untuk menang, sementara melupakan kemungkinan lain yang mungkin akan terjadi, entah itu yang lebih baik atau malah sebaliknya.
 
Seberapa siapkah diri kita dalam menyongsong gelombang waktu demi masa depan? Seberapa tangguhkah hati dan jiwa kita untuk menerima segala bentuk kemungkinan yang akan terjadi dalam kehidupan kita? Sebelum pilihan tersebut ditetapkan, ada baiknya kita mengukur kembali kemampuan hati dan jiwa kita sebagai bekal kita dalam perjalanan menuju keinginan untuk mewujudkan apa yang kita impikan. Jangan sampai saat kegagalan menghampiri, musnah semua ketegaran di dalam diri. Miris rasanya melihat pemberitaan, hanya karena kegagalan dalam meraih apa yang diinginkannya sebagian dari suadara kita ada yang terganggu jiwanya, malahan ada yang sampai nekat memilih untuk mengakhiri hidupnya, terlalu konyol memang, bukankah tidak ada seorangpun yang tahu apa yang hilang hari ini mungkin saja telah menunggu kita esok hari. Bicara tentang kematian, bukankah tanpa diundangpun kematian itu pasti datang.

Bersyukur serta berusaha dengan diiringi do’a, sempurnalah apa yang kita usahakan bila disertai do’a, keduanya harus seimbang, tidak cukup hanya dengan usaha saja dan tidak cukup pula hanya dengan berdo’a saja tanpa berbuat apa-apa. Yang menetapkan takdir memang sang Khaliq, tapi yang merencanakan nasib adalah diri kita sendiri. 


Seseorang dengan tujuan yang jelas, akan membuat kemajuan
 walaupun melewati jalan yang sulit.
Seseorang yang tanpa tujuan, tidak akan membuat kemajuan,
walaupun ia berada di jalan yang mulus[1].


Jangan pernah ada kata lelah untuk mewujudkan segala sesuatu yang terbaik dalam hidup, karena kegagalan bukanlah kekalahan, karena kegagalan bukanlah keterpurukan. Jadikan kegagalan sebagai motivational basis untuk menyambut kemenangan baru yang menunggu kita di ujung kegagalan tersebut.



Never give up!




[1] Thomas Carlyle

22 komentar:

  1. Kalau kata Om Mario Teguh: Mari memantaskan diri dulu sebelum mencapai keinginan.

    Analoginya: Kita ingin punya mobil, cuma selama keinginan terbentuk kita nggak pernah mencoba belajar mengemudi mobil (walopun bukan mobil sendiri), tidak menyiapkan garasi untuk meyimpan mobil, bahkan yang lebih parah belum sama sekali menabung/mengumpulkan uang untuk membelinya.

    Wah...wah, semakan mengejar mimpi..Nyanyi ah..Mimpi...adalah kunci..untuk kita menaklukkan diri sendiri ^___^ (menaklukkan diri adalah menembus batas mimpi kita dan berkata kita mampu jika kita berusaha untuk itu)

    BalasHapus
  2. wah, terinspirasi.. karena kebahagiaan itu bukan terletak pada seberapa besar materi tapi lebih kebagaimana perasaan kita dan mensyukuri apa yang sudah kita dapatkan..
    tetap berjuang meraih mimpi, karena mimpi itulah yang mengantar manusia menjadi "hidup"

    BalasHapus
  3. suka banged sama komentar putri diatas..

    kegagalan itu terjadi untuk dipelajari, kalo ga pernah gagal berarti kita juga ga pernah belajar..jadi jangan takut buat gagal..*itu juga kata om Mario Teguh :)

    BalasHapus
  4. setuju!
    kalo punya cita-cita, keinginan, impian atao apalah namanya itu, mesti di usahain buat diwujudkn!
    hemm...pagi-pagi baca ini, kayak dpt suntikan semangat.he
    karna aku jg pny bnyk mimpi yg blom twujud nih. hiksss..

    BalasHapus
  5. Hmmm...Saya mungkin termasuk yang tidak berani bermimpi(tepatnya tdk berani mengumbar mimpi), prinsip saya (dipuitisasi tapi.hehe):

    "Hidup itu pendakian. Suatu saat mungkin aku akan jatuh, itulah mengapa tidak ingin kuterbangkan anganku keatas sana, tapi aku akan terus belajar & kembali berusaha seolah anganku telah tertata rapi di tiang langit ke 7. Insya Allah :) "

    So...Never Give UP!!!!

    BalasHapus
  6. Taruh mimpi itu di kepala, berdoa, berusaha, ikhtiar, tawaqal, berjuang, tahan segala bentuk hawa napsu, dan jangan dengarkan suara-suara yang meremehkan yang membuat kita terpojok yang hanya akan menghambat kita dalam menggapai mimpi. Ingat! ini mimpi KITA, bukan mimpi DIA/MEREKA..!!!

    Seperti kata pepatah: berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian.. bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.. Saat "bersakit-sakit" itu jangan biarkan kita menyerah hanya karena kesusahan yang sementara. Selalu ingat mimpi yang kita tanam dalam kepala kita. dan ingat semua kesusahan yang kita rasakan dalam proses menggapai mimpi itu akan terbalaskan dengan sesuatu yang indah, sangat indah, yaitu TERCAPAINYA MIMPI....!!!


    jiaaaaa panjang banget komentnya Yanti....

    NICE post ajo... I like it... :)

    BalasHapus
  7. Well, the point is...we have to decide what we want, then fight for it ;)

    BalasHapus
  8. @Putri Baiti Hamzah: Waw Analoginya Mba Putri kereen, saya setuju, sperti yg saya sebutkan d atas " tujuan dari keinginan bknlah yg utama, karena yg utama adalah prosesnya"


    @Gaphe: Betul Mas Gaphe, impian n cita2 itu penting, dgn itu akan hadir arah n tujuan kita dalam setiap langkah kehidupan...


    @dEvi: Ad yg mengatakan kegagalan adalah kemenangan yg tertunda... Saya sependapat sama Mba Devi, karena dgn kegagalan ithu kita jd tahu kesalahan kita n dgn itu pula kita akan belajar untuk memperbaikinya....


    @rezkaocta: Terima kasih Mba Rezka, saat impian ithu singgah, kita berkewajiban mewujudkannya jd kenyataan, Never give up Mba Rezka, ga ad yg ga mungkin :)



    @IrLy: Waaaw,,, puisinya Mba Irly manteep... Optimis n yakin, dgn kekuatan do'a yg menyertai perjuangan, InsyaAllah semua akan berakhir indah...



    @Yhantee: Yanteee.... Uraiannya komplit bangeet.... Masa depan hanya untuk mereka yg percaya akan kekuatan mimpi2 nya.....


    @Felicia Putri: Betul bangeet Mba Felicia, agar kita bnr2 siap dgn segala konsekuensinya....

    BalasHapus
  9. YAY NEVER GIVE UP, dan Intinya selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki saat ini sambil terus berusaha dan bermmimpi untuk meraih sukses yang di impikan, Amiiin

    BalasHapus
  10. Pat juga mau rajin belajar supaya cita-cita Pat tercapai

    BalasHapus
  11. postingan menarik om, saya juga suka menggambar mimpi. :D
    kalo sempat mampir ya om. :D

    salam kenal

    BalasHapus
  12. @Nadia Meutuah: Betul bangeet kak, semoga semua yg kita impikan terwujud jd kenyataan, Amieen...



    @Pat and mom: Om Do'ain mudah2an semua cita2 Pat tercapai... AMieen...



    @pencari jejak: Hatur Nuhun Kang...

    Slm knl Balik....

    BalasHapus
  13. setuju banget deh.. saya punya impian menerbitkan novel dari SMP. baru sekarang ada kesempatan. berapa lama tuh..

    kisah 2 keluarganya itu pas bgt yah. saya jg ke sekolah sampe ke kantor masihh jalan kaki. biar tetep sehat dan tetep langsing, hahaha

    BalasHapus
  14. @Meutia Halida Khairani: ALhamdulillah, akhirnya kesampain ya Mba Meutia, walau harus nunggu lama, jgn lupa post in jg riewnya ya Mba, biar k-lo saya maen k Grand media gampang nyarinya, kecuali dapet jatah langsung dr sang penulis...jiehhehehee....mauunya....!!!

    Jieeee....itung2 olah raga ga ap2...jiehehehehee.......

    BalasHapus
  15. seperti mottoku 'jangan pernah putus asa' , dari gagal akan ada kelanjutan usaha yang lebih lagi untuk sebuah pencapaian :)

    BalasHapus
  16. @Ajeng Sari Rahayu: Waaaw motonya Mba Ajeng keren... :)

    BalasHapus
  17. kebahagiaan itu gak bs diukur dgn apapun. Terkadang ada org kaya dgn harta melimpah, tp hidupnya gak bahagia. malah sebaliknya, ada yg hidup pas2n dan sederhana, tp kebahagiaan terpancar dari tawa canda mereka.

    sementara impian,
    impian tak selamanya bs terwujud. byk tantangan yg terkadang bs membwt impian itu kandas.

    Hanya saja,jika usaha disertai dgn doa, dan tanpa berputus asa, niscaya tantangan itu pasti bs dilalui.

    Tapi satu hal yg lbh penting:
    "yaitu berlapang dada dan slalu bersyukur dlm hal apapun"

    kalo itu sudah bs dilakukan, hidup ini akan terasa indah, dan yakinlah impian akan tercapai.

    NEVER GIVE UP!!!! SEMANGAT!!!

    BalasHapus
  18. tapi hidup ga semudah yang kita bayangkan..

    ga semua yang kita inginkan bisa kita miliki, apapun itu.. kebahagiaan materi atau kebahagiaan hati, sebagian orang beruntung mendapatkanya dengan mudah..

    sebagian lagi mendapatkanya dengan kerja keras.

    BalasHapus
  19. @Penghuni 60: Lengkap dech Mas, Never give Up...
    Tidak ad yg ga mungkin k-lo kita mw berusaha....




    @Geafry Necolsen: Betul Mas Geafry, tp yg perlu d tekankan sebenarnya adalah dasar keinginan kita tersebut sesuai ga sama kemampuan kita. Terus masalah kebahagian, pointnya menurut saya tidak terletak pada harta yg menyertai kekayaan, tetapi dr kemampuan hati kita dlm mensyukuri apa yg sudh kita raih.... Seperti kata Mas penghuni60 d atas, banyak jg orang yg berlimpah harta tp hidupnya tdk bahagia, banyak jg orang yg hidupnya sederhana tp mereka begitu menikmati kehidupan penuh rasa syukur......

    Makasih Mas Geafry...

    BalasHapus
  20. bg cocok banget jadi motivator kayak pak mario teguh :)

    BalasHapus
  21. @Mba Ammie... Jieeee,untuk jd motivator masih jauh bangeet Mba Ammie...jiehheee...

    Btw, thankz Mba Ammie sdh mampir...

    BalasHapus
  22. uhuk....uhuk.... :)

    BalasHapus