Senin

Bakiak Sakti (Loket 1)

Image Google

Pulang sekolah, Zulfa Putri Bungsu menunggu Andri di depan pos Satpam dekat pintu gerbang, sambil menenteng kantong kresek bekas yang berisi bingkisan dan sebutir telur ayam negri. Siang itu Putri hendak memberikan kejutan dan kado spesial untuk Andri, sebagai hadiah ulang tahun.

Guna memuluskan rencananya, Putri bekerjasama dengan salah seorang Satpam sekolah. Sesuai skenario yang mereka buat kala itu, Putri membelakangi jalan yang akan dilalui Andri. Ketika Andri sudah berada tepat di belakangnya, Satpam akan memberi kode kepada Putri dengan cara mengangkat tangan kanannya.

Sepuluh menit menunggu penuh harap. Dari kejauhan, Putri melihat Andri keluar dari kelasnya. Semakin langkah Andri mendekat, semakin cepat pula irama dak dik duk ser tang dung dung yang terus bergema di hati Putri. Berharap lelaki yang tak kenal lelah mengejar cintanya itu menyukai kejutan dan hadiah yang akan ia berikan.

Dengan hati yang tak henti berdebar, Putri semakin resah menunggu kode dari pak Satpam. Dak dik duk ser! Tiba-tiba Satpam mengangkat tangan kanannya. Seketika Putri membalikkan badan, lalu menamplokkan telur ke muka orang yang berada di belakangnya.

“Plaaaaaaaaaaak!”


Dan apa yang terjadi setelah itu?

Sambil mengusap rembesan telur ayam negri di wajahnya. Pak Jara Kada, guru biologi yang terkenal sangat galak di sekolahan itu berkata setengah membentak.

“Apa-apaan kamu, Putriiiiiiiii?”

Rupanya terjadi salah komunikasi atas kode yang dibuat Putri dan Satpam sekolah. Ketika Satpam mengangkat tangannya untuk menyapa pak Jara Kada, Putri menganggap itu sebagai kode pasti dan langsung merespon dengan sangat cepat. Sementara Andri sendiri masih melenggang lenggok melangkah tiga meter di belakang pak Jara Kada.

“Maaf Pak, salah namplok,” jawab Putri gugup.

“Nggak sopan kamu sama orang tua!” bentak pak Jara Kada sambil menjilat rembesan kuning telor yang melintas di bibirnya.

“Maaf, Pak!” Putri menangis sesenggukan meminta maaf kepada pak Jara Kada.

“Tadinya mau bikin kejutan untuk teman yang lagi ulang tahun. Nggak tahunya salah namplok,” lanjut Putri.

 “Siapa yang ulang tahun?” Tanya pak Jara Kada.

“Andri, Pak.” Jawab Putri sambil mengarahkan jari telunjuknya kepada Andri yang sudah berdiri di sebelah kanan pak Jara Kada.

“Walaupun tidak ada unsur kesengajaan. Saya akan tetap menghukum kamu.” Pak Jara Kada berkata dengan mata melotot.

Mendengar pak Jara Kada yang akan memberikan hukuman kepada Putri. Andri langsung pasang badan untuk melindungi pujaan hatinya.

“Maaf, Pak. Mohon jangan hukum Putri. Biarkan saya saja yang menggantikan hukumannya,” ucap Andri dengan sangat percaya diri.

“Sok jadi pahlawan banget kamu ini!” bentak pak Jada Kada kepada Andri.

Sambil ngedumel, Andri berkata dalam hati, “namanya juga usaha, Pak.”

“Baiklah, berhubung kamu yang meminta. Setelah mengingat, menimbang, memutuskan dan seterusnya. Hukuman untuk saudari Putri akan saya alihkan kepada kamu.” Lalu pak Jara Kada memberi isyarat menggunakan mata pada salah seorang Satpam.

Setelah itu mereka berdua menggotong Andri menuju kolam ikan milik warga yang berada di sisi kanan luar pagar sekolahan. Ketika berada di tepi kolam, pak Jara Kada meminta kepada murid lainnya yang menyaksikan eksekusi perwakilan hukuman tersebut untuk serentak menghitung mundur.

“Hitung mundur dari angka tiga!” seru pak Jara Kada.

“Tiga...!” Satpam dan pak Jara Kada mulai mengayun-ayunkan badan Andri.

 “Dua...!” Ayunan semakin cepat.

“Satuuuuuuuuu....!"

"Buuuuuuuuuuuur!"

Andri terlempar ke kolam ikan. Semua penonton bertepuk tangan, bersorak sorai sambil berteriak.

“Selamat ulang tahun, Andri!”

Setelah menolong Andri keluar dari kolam ikan. Semua pemirsa yang menyaksikan eksekusi hukuman secara live tanpa siaran ulang itu, satu persatu dari mereka menyalami Andri untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Termasuk pak Satpam dan pak Jara Kada. Tidak ketinggalan Putri, dengan senyum yang terus mengambang, ia mengucapkan selamat ulang tahun sambil memberikan bingkisan yang sudah disiapkan.

“Selamat ulang tahun ya” ucap Putri.

Dengan raut wajah bingung, Andri berkata. “Putri, sepertinya kamu salah tanggal deh.”

“Maksudnya salah tanggal gimana?” tanya Putri.

“Aku kan ulang tahunnya minggu depan.” Andri menjelaskan.

“Masa sih?” balas Putri, sambil melihat kalender di handphonenya. “O iya, aku salah tanggal. Maaf!” ucap Putri sambil menahan tawa.

Lalu Putri melanjutkan, “mau kapanpun ulang tahunmu, aku tidak mau tahu. Yang penting kado ini telah kusiapkan untuk kamu, semoga kamu suka.” Tutup Putri sambil melemparkan senyum terbaik.

Dengan ekspresi wajah malu-malu kucing garong, akhirnya Andri menerima kado dari Putri.



Bandung, Januari 2015


Bersambung di loket 2. Sampai jumpa! :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar