Image Google |
Pulang
sekolah, Zulfa Putri Bungsu menunggu Andri di depan pos Satpam dekat pintu
gerbang, sambil menenteng kantong kresek bekas yang berisi bingkisan dan
sebutir telur ayam negri. Siang itu Putri hendak memberikan kejutan dan kado
spesial untuk Andri, sebagai hadiah ulang tahun.
Guna
memuluskan rencananya, Putri bekerjasama dengan salah seorang Satpam sekolah. Sesuai
skenario yang mereka buat kala itu, Putri membelakangi jalan yang akan dilalui
Andri. Ketika Andri sudah berada tepat di belakangnya, Satpam akan memberi kode
kepada Putri dengan cara mengangkat tangan kanannya.
Sepuluh
menit menunggu penuh harap. Dari kejauhan, Putri melihat Andri keluar dari
kelasnya. Semakin langkah Andri mendekat, semakin cepat pula irama dak dik duk ser tang dung dung yang
terus bergema di hati Putri. Berharap lelaki yang tak kenal lelah mengejar
cintanya itu menyukai kejutan dan hadiah yang akan ia berikan.
Dengan
hati yang tak henti berdebar, Putri semakin resah menunggu kode dari pak Satpam.
Dak dik duk ser! Tiba-tiba Satpam
mengangkat tangan kanannya. Seketika Putri membalikkan badan, lalu menamplokkan telur ke muka orang yang
berada di belakangnya.
“Plaaaaaaaaaaak!”
Dan
apa yang terjadi setelah itu?
Sambil
mengusap rembesan telur ayam negri di wajahnya. Pak Jara Kada, guru biologi
yang terkenal sangat galak di sekolahan itu berkata setengah membentak.
“Apa-apaan
kamu, Putriiiiiiiii?”
Rupanya
terjadi salah komunikasi atas kode yang dibuat Putri dan Satpam sekolah. Ketika
Satpam mengangkat tangannya untuk menyapa pak Jara Kada, Putri menganggap itu
sebagai kode pasti dan langsung merespon dengan sangat cepat. Sementara Andri
sendiri masih melenggang lenggok melangkah tiga meter di belakang pak Jara
Kada.
“Maaf
Pak, salah namplok,” jawab Putri
gugup.
“Nggak
sopan kamu sama orang tua!” bentak pak Jara Kada sambil menjilat rembesan
kuning telor yang melintas di bibirnya.
“Maaf,
Pak!” Putri menangis sesenggukan
meminta maaf kepada pak Jara Kada.
“Tadinya
mau bikin kejutan untuk teman yang lagi ulang tahun. Nggak tahunya salah namplok,” lanjut Putri.
“Siapa yang ulang tahun?” Tanya pak Jara Kada.
“Andri,
Pak.” Jawab Putri sambil mengarahkan jari telunjuknya kepada Andri yang sudah
berdiri di sebelah kanan pak Jara Kada.
“Walaupun
tidak ada unsur kesengajaan. Saya akan tetap menghukum kamu.” Pak Jara Kada
berkata dengan mata melotot.
Mendengar
pak Jara Kada yang akan memberikan hukuman kepada Putri. Andri langsung pasang
badan untuk melindungi pujaan hatinya.
“Maaf,
Pak. Mohon jangan hukum Putri. Biarkan saya saja yang menggantikan hukumannya,”
ucap Andri dengan sangat percaya diri.
“Sok
jadi pahlawan banget kamu ini!” bentak pak Jada Kada kepada Andri.
Sambil
ngedumel, Andri berkata dalam hati,
“namanya juga usaha, Pak.”
“Baiklah,
berhubung kamu yang meminta. Setelah mengingat, menimbang, memutuskan dan
seterusnya. Hukuman untuk saudari Putri akan saya alihkan kepada kamu.” Lalu
pak Jara Kada memberi isyarat menggunakan mata pada salah seorang Satpam.
Setelah
itu mereka berdua menggotong Andri menuju kolam ikan milik warga yang berada di
sisi kanan luar pagar sekolahan. Ketika berada di tepi kolam, pak Jara Kada
meminta kepada murid lainnya yang menyaksikan eksekusi perwakilan hukuman
tersebut untuk serentak menghitung mundur.
“Hitung
mundur dari angka tiga!” seru pak Jara Kada.
“Tiga...!”
Satpam dan pak Jara Kada mulai mengayun-ayunkan badan Andri.
“Dua...!” Ayunan semakin cepat.
“Satuuuuuuuuu....!"
"Buuuuuuuuuuuur!"
Andri terlempar ke kolam ikan. Semua penonton bertepuk tangan,
bersorak sorai sambil berteriak.
“Selamat
ulang tahun, Andri!”
Setelah
menolong Andri keluar dari kolam ikan. Semua pemirsa yang menyaksikan eksekusi
hukuman secara live tanpa siaran
ulang itu, satu persatu dari mereka menyalami Andri untuk mengucapkan selamat
ulang tahun. Termasuk pak Satpam dan pak Jara Kada. Tidak ketinggalan Putri,
dengan senyum yang terus mengambang, ia mengucapkan selamat ulang tahun sambil memberikan
bingkisan yang sudah disiapkan.
“Selamat
ulang tahun ya” ucap Putri.
Dengan
raut wajah bingung, Andri berkata. “Putri, sepertinya kamu salah tanggal deh.”
“Maksudnya
salah tanggal gimana?” tanya Putri.
“Aku
kan ulang tahunnya minggu depan.” Andri menjelaskan.
“Masa
sih?” balas Putri, sambil melihat kalender di handphonenya. “O iya, aku salah
tanggal. Maaf!” ucap Putri sambil menahan tawa.
Lalu
Putri melanjutkan, “mau kapanpun ulang tahunmu, aku tidak mau tahu. Yang
penting kado ini telah kusiapkan untuk kamu, semoga kamu suka.” Tutup Putri
sambil melemparkan senyum terbaik.
Dengan
ekspresi wajah malu-malu kucing garong, akhirnya Andri menerima kado dari
Putri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar