Minggu

Langkah Mungil Sang Pemburu Mimpi

Image: himakom unsoed

Kala awan pagi menyibak langit,
mengusik gemulai tarian embun di ujung daun.
Langkah-langkah waktu perlahan beranjak lupakan mimpi malam.
Kokok ayam bagai lolongan serigala mencambuk asa.  
Engkau beranjak dari tempat tidur lusuh, menuju dapur tanpa kamar mandi.
Secawan air telah cukup bagimu untuk menyeka wajah.

Cahaya keemasan yang terpancar dari sisi bilik rumah panggung,
sebagai penunjuk waktu bagimu untuk segera berkemas,
menjemput cita-cita di balik belantara sunyi.
Seragam lusuh, tas lusuh, buku lusuh, tetapi tidak begitu dengan semangatmu.


Di jalan kecil penuh debu,
setiap pagi senyum yang begitu tulus mengambang dari wajah bocah Desa nan polos.
Terurai merangkai isyarat di atas keramahan yang terlukis pada lesung pipit mungil tanpa keegoan.
Keindahan yang tak menimbulkan rasa bosan.
Ya, keindahan yang begitu elok.

Adakah kau seperti manusia lainnya?
Adakah pernah kau rasakan lara?

Dekaden peradaban, tetapi tidak dengan senyuman itu.

Langkah-langkah mungil sang pemburu mimpi,
berdetak membelah kesunyian alam.
Peduli rona apa yang ditawarkan langit,
bagimu sekolah adalah ladang,
tempat di mana menggantungnya berjuta harapan dan segala asa.
Menimba ilmu, sebagai  bekal  bagimu untuk menggenggam dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar