![]() |
Antara Image |
Debur ombak memecah buih di atas
pasir pantai Gandoriah. Hembusan angin ditingkahi kepak sayap camar
menari-nari pada alunan riak. Bersama kemilau jingga memeluk samudra, mentari
tersipu menyongsong malam dari balik pulau
Angsa Dua. Dalam kepingan senja nan teduh, pada ujung tumpukan
batu pemecah ombak yang menjorok ke laut, Meta seorang perempuan muda duduk
terpaku menikmati senja, ia melayangkan pandang ke tengah lautan, rambutnya
yang panjang bersibak diterpa angin, kedua tangannya menggenggam erat buku
harian bewarna merah muda.
“Aku bukan Puti Gandoriah dan kamu
bukan Anggun Nan Tongga, tapi … kenapa harus kita?” ucapnya
lirih.
Perlahan Meta
membuka buku harian.