Senin

Beroya

Image Google

Berbaring di kamar sepi, termangu sendiri merangkul malam. Tatapan kosong penuh sesal menjelajah pada deretan foto dalam bingkai masa lalu. Indah memang, tapi semua tak akan pernah terulang. Kebahagiaan beribu tahun seolah sirna dan tak pernah ada karena kebodohan sesaat, menorehkan luka yang belum ada satu pun obat penawarnya.
“Risda, makan dulu! Dari siang kamu belum makan.” Suara nenek membuyarkan tangisku.
“Iya, Nek!” Aku bergegas bangkit dari tempat tidur, menyeka sisa air mata yang membasahi wajahku.
Aku benar-benar kehilangan selera makan.
“Tuhan, kenapa begitu sangat berat ujian yang engkau berikan kepada hamba?”