Kenapa
berkesah? Apakah dengan berkesah semua
jadi menyenangkan?
Kenapa
mengeluh? Apakah dengan mengeluh semua jadi indah?
Keluh kesah, sebentuk pelampiasan
rasa jenuh atau kecewa yang sering terlontar dari bibir atau mungkin hati
seseorang. Bisa juga dianalogikan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan
takdir tak diinginkan yang baru diterima seseorang. Pertanyaannya, apakah
berkesah memiliki dampak baik untuk kehidupan?
Jawabannya tergantung kepada tepat atau tidaknya objek yang dituju seseorang untuk berkesah.
Jika keluh kesah tersebut ditujukan kepada objek yang tepat, bisa dipastikan
keluh kesah itu akan diarahkan kepada titik terang menuju pintu keluar dari hal
yang menyebabkan hadirnya keluh kesah tersebut. Namun jika semua itu ditujukan
kepada objek yang tidak tepat, jadilah ia setumpuk kesia-sian yang tidak
memiliki arti dan manfaat apapun.
Contoh objek keluhan yang sia-sia
adalah berkesah di Media Sosial, baik itu facebook, twitter dan media
sosial lainnya. Walaupun dalam pandangan saya perilaku itu tak lazim, namun
banyak generasi abad ini yang sepertinya menikmati atau mungkin bangga kala berkesah di media sosial. Bangga ketika keluhannya diketahui banyak
orang.
Contoh objek keluhan yang tepat menurut saya (ini menurut saya ya,
belum tentu dapat mewakili semua pandangan). Bersihkan dirimu dari segala
kotoran “wudhu” lalu Salat dan curahkan segala kegalauanmu kepada Sang Maha
mengetahui tentang duka hidupmu dan bersujudlah, berserahlah kepadaNYA.
Ada bebarapa orang yang beranggapan bahwasanya orang yang suka
mengeluh itu adalah orang yang kurang pandai bersyukur. Mungkin ada benarnya,
namun saya tidak sepakat dengan itu. Kerena menurut saya, sebagian hal negatif
yang ada dalam kehidupan ini, sesungguhnya bisa diubah menjadi energi yang
positif jika kita berlaku bijak dalam menyikapinya. Karena memang tidak semua
langkah kehidupan ini melulu bergantung pada takdir. Saya sering bilang,
“takdirmu ada di tangan Tuhanmu, tetapi nasibmu ada ditanganmu”
Banyak diantara kita yang suka menyalahkan hal lain atau orang
lain ketika terpuruk, sebelum mengkaji penyebab yang ada di dirinya sendiri.
Ya, banyak orang yang super hebat menunjuk hidung orang lain, tetapi tidak pandai
menunjuk hidungnya sendiri ketika terjadi sesuatu yang tidak baik.
Buanglah keluh kesahmu pada tempatnya, jangan campakan di sembarang
tempat. Namun di balik semua itu ada baiknya sebagai generasi cerdas, sepatutnya
mengarungi hidup tanpa murung, tanpa mengeluh, tanpa berkesah!
Positif thinking saja, mungkin "dia" sedang lelah ˆ⌣ˆ
BalasHapusItu saja? :D
Hapus