Image Source: ms.pngtree.com |
Seorang lelaki perlente dengan setelan kemeja
yang dibalut jas rapi melangkah keluar kantor. Tangan kanannya menggenggam
telepon seluler canggih yang ia tempelkan pada kuping kanan. Gerak kakinya
terburu menapak trotoar depan gedung megah tempat ia berkantor. Lelaki perlente
tertegun ketika melintas di hadapan seorang pengemis yang menghiba minta belas
kasihan.
“Pak, minta sedekah, dari pagi saya belum
makan,” pinta pengemis memelas.
Lelaki perlente menghentikan langkah, kemudian menarik dua lembar uang pecahan seratus ribu dari dalam dompet.
“Terima kasih, Pak. Semoga Bapak makin
sukses!” ucap pengemis masih dengan nada menghiba.
Lelaki perlente mengangkat alis, sambil
menggenggam lembaran uang dua ratus ribu ia berkata.
“Tidak usah doakan saya, berdoa saja untuk
kesuksesan diri Anda. Saya tidak yakin doa Anda bakal terkabul, sebab jika doa
Anda terkabul mungkin Anda juga sudah sukses seperti saya.”
Sejurus kemudian terdengar sirine mobil
petugas Dinas Sosial, pengemis yang pura-pura lumpuh itu berlari secepat
bayangan, kecepatan larinya melebihi Usain Bolt.
Bandung, 23 Januari 2019
TM Hendry, s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar