Mundur Teratur

 

Membaca judul di atas jadi teringat memori kala latihan baris berbaris saat upacara bendera waktu di sekolah dulu ya? Walaupun aslinya sering bolos dan sering tidak ikut upacara, (B.O yang ini tidak untuk dicontoh, jiheheehee.). Kali ini saya tidak ingin membahas tentang upacara ataupun saat latihan baris berbaris waktu di sekolah. Sebenarnya tulisan ini saya angkat dari hasil curhat salah seorang teman saya beberapa bulan yang lalu. Buat teman saya: Maaf ya, ini hanya ingin berbagi saja kok kepada teman-teman yang lain, mudah-mudahan bermanfaat, bolehkan? Tenang saja, nama sumbernya nggak diikut sertakan kok, cuma ceritanya aja, peace! :)

Ceritanya seperti ini, waktu itu sekitar pukul 17:00 wib (jam 5 sore Waktu Indonesia Bandung) ada pesan singkat yang mendarat di kotak masuk handphone butut saya. Pas saya buka ternyata pesan dari seorang teman saya (cewek loh, tapi sayang banget doi sudah punya suami, jiheheee ups, jangan mikir macem-macem dulu ya, suaminya juga teman saya kok), isi pesannya seperti ini: “ TM jelek lg dmn lo, balik kerja jm brp? gw ad perlu!” (Ya, begitulah teman saya, sedih sebenarnya saya dipanggil jelek sama teman-teman, padahal sayakan nggak jelek-jelek banget ya, jiehhehe. Tapi ga apa-apalah, buat teman panggilan apa saja halal kok, yang penting senang aja deh) Terus saya balas seperti ini: “D t4 krja, jam 8, why Bu?” (ciri khas saya memanggil semua teman perempuan yang seangkatan "bersenjata" dengan saya, tanpa terkecuali semua saya panggil Ibu, tidak peduli sudah married atau belum, tetap saja saya panggil Ibu).:D   

Terus sama dia dibalas lagi: “Gw mw mnta pndapat ne, skalian mnta tlong jg, tp ntar mlm aja dech gw telvon lo” (resiko terberat seorang yang menjadi diary berjalan bagi sebagian teman-temannya, harus siap menampung curhat, saat di mana dan kapanpun juga) ciee elah gayanya si TM.:D.  Saya balas lagi: “Yo wez” (singkat dan padat, ga tahu lagi males ngetik atau takut keypad handphone baru lecet ya, jiehhehee, baru jatuh dari atas meja maksud saya).:D

On time, pukul 20:10 wib (malam jam 8 lewat 10 menit Waktu Indonesia Bandung) teman saya itu menelepon, dia menceritakan panjang lebar permasalahan seputar pekerjaannya, intinya dia ingin keluar dari tempat kerjanya karena berbagai alasan, dia meminta pendapat kepada saya mengenai proses pengunduran diri yang baik, dan dia sempat berkata seperti ini “Kalau gue ngikutin kata hati gue, sebenarnya gue lebih memilih berhenti tanpa prosedur aja, dengan cara ga masuk-masuk kerja” Mendengar pernyataannya seperti itu, saya berusaha menenangkan emosinya dengan canda, sembari menyampaikan masukan.

Saya kasih perumpamaan kepada dia seperti ini : Tempat kerja itu ibarat tuan rumah yang baik dan para pekerja yang bekerja di dalamnya adalah tamu pertamanya. Saat kita bertamu kerumah seseorang kita harus mengikuti semua prosedur dan aturan yang ada di dalam rumah tersebut dan setelah kita diizinkan masuk oleh si tuan rumah barulah kita masuk. Sebab bila kita masuk tanpa seizin tuan rumah bisa dipastikan si tuan rumah tersebut akan mengatakan kita penjahat yang sedang mengincar harta benda berharga yang ada d idalam rumahnya. Begitu juga saat kita berniat keluar, kita juga harus meminta izin atau pamitan kepada si tuan rumah. Sama halnya dengan pekerjaan, waktu pertama kita mengirimkan surat lamaran kerja, kita merangkainya secara baik sesuai aturan dan prosedur sewajarnya surat lamaran, dengan harapan agar surat lamaran kita tersebut ditanggapi dan diterima. Namun, bila ternyata setelah diterima, kita merasa tidak nyaman untuk bekerja perusahaan itu, sebaiknya kita juga harus keluar dan pamit melalui cara, aturan dan prosedur yang baik pula.

Sebagai teman saya hanya bisa membentangkan jalannya dan dia yang akan menentukan pilihannya sendiri. Akhirnya dia bisa menerima uraian dan masukan dari saya, sampai akhirnya dia meminta tolong kepada saya untuk membuatkan dia surat permohonan pengunduran diri. Karena saya tidak terlatih dalam membuat surat-surat resmi (tidak terlatih apa nggak bisa? Jujur aja apa susahnya sih, jiehheheee Iya nggak bisa) untuk itu saya menawarkan kepada dia, cari di internet saja banyak kok, nyari sample surat apa saja pasti ada. 

Dan dia berdalih dengan alasan “Gw males ke Net TM” saya coba menawarkan opsi kedua: “Dulukan ibu punya PC butut, sekarang masih ada nggak? (asal banget ya saya ngomongnya, jiehhehee) Kalau masih ada, mumpung belum malam banget, sekarang jemput modem ke kosan saya dan cari sendiri saja via mbah Google, jawabnya : “Wokee TM, gw ke situ sekarang” dan diapun bergegas ke kosan saya yang berjarak tidak begitu jauh dari rumah tempat tinggalnya. ”Makasih ya, om TM yang baik hati” (Ucapnya bersikap seolah sedang mengajarkan anaknya yang masih kecil dengan memanggil saya pake sebutan Om, biasalah kalau teman lagi ada maunya, jiehehhehee).   

Cerita di atas terjadi pertengahan bulan Desember 2010, namun beberapa hari yang lalu, secara tidak sengaja saya menemukan dukumen dengan format word tersimpan di kartu memori modem saya. Penasaran, saya buka ternyata isinya surat permohonan pengunduran diri dan saya yakin dokumen itu pasti sisa peninggalan teman saya yang dulu pernah meminta tolong kepada saya untuk dibuatkan surat pengunduran diri. Spontan seperti ada ide yang menghampiri saya untuk berbagi, mudah-mudahan bermanfaat (Bukan berarti saya mendo’akan sobat mundur dari pekerjaan ya, jiehhehe).

Dan karena alasan itulah tulisan saya kali ini saya beri judul Mundur Teratur (mundur mengikuti aturan). Bila saat pertama kita masuk kerja sesuai aturan yang berlaku, hendaknya saat keluar juga kita harus mengikuti aturan yang berlaku pula. Di bawah saya bawakan barang buktinya buat sobat semua.

Maaf saya sedikit kesulitan mencari sumbernya, jadi di sini saya tidak bisa menyertakan linknya.

SURAT PERMOHONAN PENGUNDURAN DIRI

Kepada Yth,

Manajer PT. . .

Jl. Raya . . .  No. . .

Kepada Yth.

Manager Personalia

PT. . .

Dengan hormat,

Bersama surat ini saya mengajukan permohonan mengundurkan diri sebagai karyawan PT. . . terhitung tanggal : (tgl/bln/thn).

Saya menghaturkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan untuk belajar dan bekerja di PT. . . . sebagai suatu perusahaan besar dibidang . . . selama kurang lebih . . . tahun ini.

Tak lupa saya mohon maaf kepada seluruh karyawan serta jajaran manajemen PT. . . apabila terdapat hal-hal yang tidak baik yang telah saya lakukan selama bekerja di PT. . .

Saya berharap dan berdo’a agar PT. . . menjadi perusahaan yang terus maju dan sukses.

Hormat Kami,

( Nama anda )

Keterangan : Yang titik-titik ( . . . ) isi sesuai data kebutuhan masing-masing ya!