Saya
yakin, sobat (terutama plusser senior) masih ingat dengan postingan saya
terdahulu (2 atau 3 tahun silam) yang materinya membandingkan fitur beberapa
media sosial, khususnya antara Google+ dan Facebook. Kala itu awal kemunculan
Google+ yang hadir sebagai media sosial baru dengan fitur-fitur menarik,
menjanjikan kenyamanan bagi setiap penggunanya dalam berinteraksi dan berbagi.
Kehadiran
Google+ menjadi salah satu pesaing media sosial lain, terutama media sosial
yang telah cukup populer sebelumnya (baca: facebook). Oleh sebab itu, tidak
jarang pengamat media sosial, bahkan Plusser (sebutan untuk pengguna Google+)
sering kali membandingkan fitur antara kedua media sosial di atas.
Waktu
itu saya merupakan salah seorang yang cukup terkesan dengan fitur-fitur
yang ditawarkan Google+, diantaranya adalah sistem pertemanannya (baca: circle)
circle memungkinkan kita membuat pengelompokan terhadap tulisan (postingan)
yang ingin kita baca di stream, pun begitu juga ketika ketika nge-pos, dengan
adanya circle kita dapat menentukan kepada siapa saja tulisan yang kita posting
dibagikan. Selain itu ada fitur Sparks (portal berita), Hangout, Gif, posting
dan komentar yang bisa diedit, dsb. Salah satu yang paling sangat luar biasa
adalah tidak ada satu pun iklan di stream (sampai sekarang) + dilengkapi dengan
user-user yang tidak kalah luar biasa juga kala itu. Dan masih banyak fitur
menarik lainnya yang tak mungkin saya sebutkan satu persatu.
Sebab
alasan di atas, saya yang sebelumnya aktif di facebook dengan senang hati
memutuskan bergabung dengan Gooogle+ setelah diundang oleh salah seorang senior
saya di blogger (bang +Jarar Siahaan ). Waktu itu google+ masih diuji coba dan
pendaftarannya belum dibuka untuk umum kecuali diundang (invite). Berbarengan
dengan itu pula saya putuskan untuk menutup salah satu akun media sosial saya sebelumnya (baca: facebook).
Dulu
di sini, selain berbagi dan berdiskusi, di media sosial milik Google ini, kami
juga sering mengkritik kelemah-kelemahan media sosial tetangga (baca: facebook)
dan membandingkannya dengan fitur Google+ yang waktu itu memang saya akui, fitur yang
ditawarkannya jauh lebih menarik dibandingkan facebook dan sistem pertemanannya
juga jauh lebih dewasa.
Lantas bagaimana sekarang?
Saya
masih tetap memberikan +1 terhadap Google+, saya juga merasa masih nyaman
berselancar di Google+, walau akhir-akhir ini kenyamanan awal waktu dulu mulai
sedikit terkikis, seiring hadirnya akun-akun labil serta dengan adanya
beberapa fitur baru (tak popular) yang menurut kacamata saya sebagian
diantaranya seperti diadopsi dari media sosial terdahulu (baca: facebook).
Saya
merasakan pembenahan yang dilakukan google terhadap produknya yang satu ini
(Google+), berjalan sangat pelan dan teramat sangat lambat. Kenapa saya bilang
lambat? Karena di lapak sebelah ia (facebook) melakukan pembenahan sedikit
lebih cepat.
Beberapa
bulan yang lalu, karena ada kepentingan yang tidak bisa saya sebutkan, saya
kembali membuat akun Facebook (sekarang sudah saya tutup lagi). Dari situ saya
coba menjejal beberapa fitur baru milik facebook (yang dulu waktu masih aktif
disana tidak saya temukan). Saya kaget, hampir sebagian besar fitur-fitur
andalan Google+ sudah disematkan di sana.
Salah
satu yang menarik adalah cepatnya respon dari tim facebook ketika ada laporan
pelanggaran. Ketika itu saya melaporkan akun bermasalah yang menerbitkan konten
pornografi, dengan menyertakan bukti yang ada, hanya hitungan menit langsung
direspon oleh tim facebook dan ia meminta waktu satu jam. Setelah satu jam saya
mendapatkan email pemberitahuan bahwasanya laporan saya telah ditindak lanjuti
dan akun tersebut telah dienyahkan. Sampai dua kali saya mencoba melaporkan
akun bermasalah dan keduanya berhasil serta direspon dengan cepat oleh tim facebook.
Untuk
hal respon laporan terhadap akun bermasalah, saat ini harus saya akui, tetangga
sebelah sedikit lebih unggul ketimbang Google+ yang saya nilai mulai sedikit
kendor. Sebagai user yang sering dipanggil Hansip G+, saat ini menurut
saya sangat sulit untuk membuat laporan yang cepat direspon, ketika kita menemukan akun bermasalah semisal akun yang kontennya berisi materi pornografi. Di lapak
sebelah hanya satu orang yang melapor langsung direspon, sementara di sini. Ada
apa dengan G+? Entahlah.
Berdasarkan
temuan di atas, apakah saya akan kembali membuat akun facebook dan aktif di sana?
Jawabannya tidak. Saya masih nyaman berada di sini. Kendati fitur nyaris sama,
menurut saya masih ada hal-hal yang membuat Google+ sedikit lebih unggul
dibandingkan facebook. Salah satunya adalah masih adanya plusser yang
menerbitkan pos dengan konten menarik (bermanfaat) atau hiburan, tidak hanya
sekadar sampah, keluh kesah atau tulisan alay tak penting dan sejenisnya.
Betapa
tidak sedikit teman yang mengecam saya ketika saya kembali membuat akun
facebook. Bahkan ada yang mengatakan saya berbelok, tidak konsisten, dsb. Saya
santai menyikapi itu, setiap orang bebas untuk tidak suka terhadap suatu hal,
namun bila suatu hal yang tidak disuka tersebut telah berubah, apakah masih
punya alasan untuk tidak suka?
Saya
berangkat dari Blogger dan sekarang masih, bertambah menjadi Plusser dan sampai
sekarang juga masih. Saya juga aktif di Tumblr, Twitter dan beberapa forum
diskusi dunia maya. Saat ini saya tidak memiliki akun facebook.
Ini
hanya cara saya berbagi sedikit pengalaman selama berselancar di dunia maya. Pergunakanlah media sosial dengan bijak, jangan sampai merusak kehidupan sosial
Anda di dunia nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar