Comeback

Kebersamaan terasa lengkap dengan adanya orang-orang terdekat yang selalu memberikan support, motivasi dan menghargai setiap perjuangan kita. Kita tangguh bila bersatu, dengan bersama-sama saling berbagi untuk kehidupan. Karena sebagai makhluk sosial kita saling membutuhkan antara satu dan lainnya di dalam berbagai aspek kehidupan, untuk menunjang keberlangsungannya. Mulai dari hal yang paling kecil, sampai kepada hal-hal yang besar.

Comeback, setelah lama menghilang. Apa kabar semua sobat bloggers? semoga semua baik-baik saja. Mengawali langkah baru kali ini, saya ingin sedikit membawa sobat blogger kepada perenungan singkat tentang sanjungan. Sanjungan biasanya ditujukan sebagai pengungkapan rasa kagum, motivasi, apresiasi ataupun penghargaan lisan. Saya yakin, kita semua pasti pernah mendapatkan ataupun memberikan sanjungan. Namun kadarnya tentu berbeda-beda, tergantung kepada siapa sanjungan tersebut diucapkan dan yang pasti ada keindahan yang  dirasa, baik bagi si penerima ataupun si pemberinya.  

Apakah ada orang yang tidak senang disanjung?  

Dalam konteks positive, sanjungan itu sangatlah wajar. Asalkan pengungkapannya secara wajar pula, dengan tidak terlalu berlebihan. Jika kita tahu segala sesuatu yang berlebihan akan membawa efek yang tidak baik, seperti itu pula sanjungan terhadap sesama manusia. Bila sanjungan tersebut diungkapkan dan diekspresikan secara berlebihan, sementara orang yang mendapatkan sanjungan tersebut menikmati euforianya dengan cara yang berlebihan pula, bukan tidak mungkin akan mengundang datangnya benih-benih kesombongan di dalam diri orang tersebut.

Berhati-hatilah dalam memuji (menyanjung-nyanjung), sesungguhnya itu adalah penyembelihan.[1]

Seorang memuji-muji (menyanjung-nyanjung) kawannya di hadapan Rasulullah. Lalu beliau berkata kepadanya, “Waspadalah kamu, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya (kata itu diucapkan berulang-ulang oleh Rasulullah).[2]

Sebaiknya si penerima sanjuangan hendaklah mengucapkan rasa syukur dan merenungi sanjungan yang diucapkan orang lain kepadanya. Dengan itu akan melindungi dirinya dari sikap jumawa dan sombong. Sebaiknya si pemberi sanjungan adalah mengucapkan sanjungan itu dengan sewajarnya, sesuai takaran yang semestinya dan jangan dilebih-lebihkan.

---

[1] Hadits riwayat HR. Al Bukhari

[2] Hadits riwayat HR. Ahmad