Saya banyak menemukan komunitas anti
A, komunitas anti B dan komunitas sejenis lainnya. Tetapi saya tidak paham apa tujuan
mereka untuk menciptakan komunitas tersebut, bilamana sebagian besar opini anggotanya
yang saya temukan dan yang saya lihat hanya berupa caci maki dan sumpah serapah
tanpa ada diskusi yang sehat, pencerahan ataupun upaya mencari titik temu
untuk membenahi, meluruskan atau menyelesaikan hal-hal yang membuat mereka antipati
dan membenci.
Benar adanya, setiap orang bebas
mengekspresikan dirinya menjadi apa dan seperti apa yang mereka mau. Selagi
tidak melanggar norma, nilai-nilai serta aturan yang berlaku, tentu semua akan
dianggap wajar dan sah-sah saja. Akan tetapi, bila hal yang kita lakukan
tersebut hanya merupakan suatu yang sia-sia, tidak mengubah apa-apa, tidak memiliki
daya guna apa-apa, masihkah semua itu disebut upaya perjuangan? Bahkan sebuah
niat baik sekalipun bila dilakukan dengan cara yang tidak baik, bisa dipastikan akan berakhir dengan tidak baik pula.
Menurut saya, pembenahan yang
paling utama itu sewajarnya dihadapkan kepada diri kita sendiri terlebih
dahulu. Cobalah merenungkan apa saja yang telah kita lakukan dalam hidup,
termasuk hal yang membuat kita antipati terhadap orang lain. Karena dalam
kacamata saya, kesalahan itu ada untuk dibenahi, kekeliruan itu ada untuk diluruskan, bukan untuk dicaci maki, bukan pula sebagai sarana pelampiasan ego yang
menuntut kita agar terlihat baik di depan banyak orang.
Perbedaan adalah tantangan dari
kebersamaan, karena memang tidak ada manusia yang terlahir dengan ideologi yang
sama, sekalipun sedarah dan sedaging. Jadi, marilah kita sama-sama membenahi
segala kesalahan dengan cara yang baik, saling mengingatkan, saling menasihati.
Bila kita menemukan kesalahan yang bersifat esensial, bentangkan jalan
agar bisa duduk bersama untuk musyawarah, diskusi, bukan berdebat.
Namun bila upaya baik seperti itu
tidak juga dapat menyelesaikan. Untuk hal yang bersifat esensial, silakan turun
dari bangku tempat duduk Anda, keluar dari ruangan tempat Anda berdiri dan tuntaskan semuanya dengan bijak. Jangan pernah menjadi pengecut yang hanya berteriak-teriak di
bangku tempat duduk. Yang hanya berani mencaci maki di ruangan yang tidak terpantau
oleh orang yang kamu maki.
Ketahuilah, mencaci maki merupakan
gambaran dari ketidakberdayaan seseorang dalam melumpuhkan egonya. Gambaran
dari ketidakberdayaan seseorang dalam membakar nyalinya dan gambaran dari
ketidakberdayaan seseorang dalam mengekspresikan suara hatinya terhadap suatu hal
yang bertentangan dengan idiologinya. Sementara membenci adalah cara yang dipilih seorang pengecut dalam melakukan pembalasan.
Wahai saudaraku, masih belum
terlambat untuk memulai. Di bulan yang penuh ampunan ini, mari kita benahi semua
kekeliruan yang pernah terjadi, mari kita sama-sama merenung, introspeksi diri
agar langkah kita pada detik berikutnya menjadi lebih baik dalam mengarungi kehidupan
yang teramat singkat ini, yang tidak kita ketahui batas pasti berakhirnya.
Salam
Damai, Create Peace.!
Nb: Saya sangat mendukung keberadaan sebuah komunitas, apapun itu wadahnya, asal untuk tujuan kebaikan. Tapi saya tidak suka bersosialisasi dengan cara yang tidak sehat seperti mencaci maki. Karena saya sangat mencintai kedamaian dan jalan musyawarah, serta diskusi untuk menyelesaikan setiap perbedaan.
Semoga mereka segera dibukakan pintu hatinya. :)
BalasHapusSemoga diampuni, jiehhehehe
Hapus