Apakah Anda termasuk orang yang suka ngedumel
saat lagi kesal atau marah pada seseorang?
Kalau saya tidak terlalu suka ngedumel, saya lebih memilih mengungkapkan hal yang membuat saya kesal, ketimbang ngedumel. Tetapi bila momennya kurang tepat untuk mengungkapkannya, saya memilih tetap tidak akan ngedumel. Karena menurut saya, ketimbang ngedumel mendingan tunggu orangnya jauh dulu, habis itu teriak sekencang-kencangnya suara. Lebih puaskan? :D
Kalau saya tidak terlalu suka ngedumel, saya lebih memilih mengungkapkan hal yang membuat saya kesal, ketimbang ngedumel. Tetapi bila momennya kurang tepat untuk mengungkapkannya, saya memilih tetap tidak akan ngedumel. Karena menurut saya, ketimbang ngedumel mendingan tunggu orangnya jauh dulu, habis itu teriak sekencang-kencangnya suara. Lebih puaskan? :D
Apakah ada kepuasan saat ngedumel? Entahlah, karena saya tidak tertarik untuk menjadi orang yang suka ngedumel, jadi saya tidak tahu ada atau tidaknya. Toh, bila pun ada kepuasan saat ngedumel, mungkin itu lebih kepada sebuah ekspresi dari ketidak berdayaan dalam mengungkapkan rasa kesal.
Ngedumel sama halnya dengan memendam rasa kesal akibat
dari tuntutan di dalam diri yang tidak kesampaian. Ada baiknya diungkapkan,
tentunya akan sangat lebih baik lagi pengungkapannya dengan cara yang baik pula, tanpa amarah. Karena akan sangat beresiko jika dipendam. Kata Nenek, memendam
sesuatu di dalam hati itu bisa menumbuh kembangkan bibit jerawat batu.:D
Bila Anda orang yang suka berkarya. Menulis, bikin lagu atau karya seni apa saja, faktanya rasa kesal juga bisa disulap menjadi karya seni yang indah. Tetapi itu hanya berlaku bagi mereka yang kreatif. Apakah Anda kreatif? Bila tidak, belajarlah menjadi orang yang kreatif, agar hidup Anda menjadi lebih hidup.:)
\m/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar