Friendship

Teman, kawan, sahabat, semenjak kecil saya sudah merasakan sentuhannya. Meskipun waktu itu saya sama sekali tidak tahu arti dan tujuan sebenarnya dari pertemanan, namun saya sangat menikmati saat berada bersama mereka, kala bermain bersama, kala belajar bersama. Banyak hal-hal baru yang saya temukan dalam kehidupan bersama teman-teman semenjak kecil dan sampai sekarang.

Saya senang punya banyak teman, karena dengan punya banyak teman berarti saya juga mempunyai banyak saudara. Saudara yang bisa saya ajak untuk berkomunikasi dengan baik, saling berbagi, saling melengkapi. Saya tidak pernah membatasi diri untuk berteman dengan siapa saja. Namun, saya mempunyai kerangka yang akan merangkai sebuah pertemanan agar berjalan indah. Di dalam kerangka tersebut terdapat point yang alurnya harus diikuti bersama. Di antara point itu adalah komunikasi yang baik. Menurut saya, komunikasi yang baik merupakan salah satu kunci untuk membentuk dan menjaga kebersamaan.

Pertemanan adalah kebersamaan, selayaknya kebersamaan adalah menyatukan segala warna perbedaan dengan satu warna yang kita sukai bersama. Dengan itu kita akan terlepas dari ego kita agar tidak memaksakan kehendak atau menuntut orang lain untuk menyukai warna yang kita suka. Sikap saling menghargai serta memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing merupakan unsur yang sangat penting, karena di dalam lingkaran kebersamaan, tidak mengenal istilah aku melainkan kita.

Sahabatmu adalah kebutuhan jiwamu yang terpenuhi.

Dialah ladang hati, yang dengan kasih

kamu taburi dan kamu pungut buahnya penuh rasa terima kasih.

Kamu menghampirinya

di kala hati gersang kelaparan,

dan mencarinya di kala jiwa

membutuhkan kedamaian.

Janganlah ada tujuan lain dari persahabatan

selain untuk memperkaya masing-masing jiwa[1].

-- ~ --

Aku merasa sangat dihargai saat berada bersama mereka.

Aku merasa benar-benar dianggap ada kala berbagi dengan mereka.

Rasanya tidak terlalu berlebihan.

Aku nyaman, karena aku merasa sangat dicintai oleh mereka.

Kucintai juga mereka dengan cinta yang tulus tanpa berfondasikan kepada nafsu.

Karena mereka adalah sahabatku.

Karena mereka adalah teman-temanku[2].

Hidup berdampingan penuh cinta antar sesama sebagai seorang teman, sahabat, saudara, keluarga, kekasih. Merupakan salah satu jembatan bagi kita untuk menuai keindahan di dunia dan di akhirat.  Dengan menanamkan rasa cinta antar sesama, kita akan mendapatkan berkah kehidupan yang tidak ternilai. Kita bisa menikmati hidup tanpa kegersangan dendam, kebencian dan permusuhan. Sehingga kita benar-benar dapat memantulkan kesejatian hidup, layaknya makhluk sosial.

Demi zat yang jiwaku ada dalam tanganNya;

Manusia tidak akan masuk surga sehingga mereka beriman,

dan mereka tidak dianggap beriman

sampai mereka saling mencintai.[3]

---

[1]  Kahlil Gibran

[2]  Mr TM

[3]  Hadist riwayat HR. Muslim