Image Google |
Iklan
Pulang sekolah, Andri
selonjoran di ruang tengah sambil menonton televisi. Saat lagi asyik menonton,
Andri dikagetkan oleh suara panggilan mak Ratna yang tengah memasak di dapur.
“Le!”
“Iya, Mak.”
“Kamu lagi apa?”
“Nonton tipi.”
“Nanti kalau udah
iklan, tolong beliin mak kecap ke warung depan.”
“Iya, Mak.”
Lima menit kemudian.
“Le!”
“Iya, Mak.”
“Udah iklan belum!”
“Belum.”
Lima belas menit kemudian.
“Le, mana kecapnya,
udah jadi dibeli?”
“Belum.”
“Kok lama?”
“Belum iklan.”
“Haaa, beli dulu aja
bentar, siapa tahu pas kamu lagi beli kecap ada iklan.”
“Tanggung, Mak.”
Tiga puluh menit kemudian.
“Le!”
“Ya, Mak!”
“Jangan bilang belum
iklan ya.”
“Memang belum iklan
kok Mak.”
Kesal, mak Ratna
bergegas menuju ruang tengah, sambil menggenggam sendok penggorengan. Tiba di
ruangan tengah, mak Ratna merengus dongkol. “Huuuft!”
Ketika mendengar suara Valentino Simanjuntak.
“Andik Vermansyah berlari menyisir lapangan,
masih Andik. Sebuah umpan LDR membelah lautan dari Andik menuju Boas. Boas
Salosa, masih Boas Salosa, tendangan merobek langit dari Boas Salosa. Ya
ampuuun! Jebret! Jebret! Gooooooool! Sebuah Gerak tipu yang manis. Satu kosong
untuk timnas Indonesia. Kerjasama apik Andik dan Boas telah mencabik-cabik
keutuhan rumah tangga Harimau Malaya.”
Rupanya Andri tengah
menonton siaran bola yang iklannya cuma 45 menit sekali, ha-ha.
---------------------------------------
Ngutang
Dewasa ini keberadaan
alat komunikasi layaknya sebuah kebutuhan. Teknologi informasi kian memasyarakat,
handphone tidak lagi menjadi barang
mewah. Melihat prospek yang begitu menjanjikan dari situasi tersebut, pakle
Veyz tertarik untuk membuka usaha konter HP. Tidak menyia-nyiakan kesempatan,
setelah menguras bak mandi, Pakle Veyz menguras isi tabungan. Dibantu Andri dan
mak Ratna, konter HP milik pakle Veyz mulai beroperasi.
Hari pertama buka,
konter yang diberi nama Tembakau Gulung Komunika itu sudah diserbu pelanggan
yang antre mengular sampai berpuluh-puluh meter, untuk mengutang pulsa, ha-ha.
Tak sudi usahanya bangkrut di hari pertama buka, pakle Veyz berusaha mencari
cara agar para pelanggan konternya tidak terus mengutang.
“Pusing aku, iso bangkrut, iso modar aku,” gerutu pakle Veyz.
“Woles dik Veyz, namanya
juga usaha,” ucap Mak Ratna memberi motivasi kepada pakle Veyz.
“Usaha, kok ngutang
kabeh.”
“Aku punya ide,”
timpal Andri.
“Ide opo toh, Le?”
“Konon dalam mitos
Yunani kuno, bila kita pasang boneka Doraemon di depan konter, bisa mencegah
orang untuk mengutang.”
“Yang benar kamu,
le?”
“Coba aja dulu,
pakle.”
Besoknya pakle Veyz
membeli boneka Doraemon, kemudian menempatkannya di depan konter, dengan
harapan tidak ada lagi pelanggan yang mengutang. Apakah upaya pakle Veyz
berhasil? Tentu saja tidak, ha-ha.
“Ide kamu ngawur,
le.”
“Pakle harus ganti
boneka kayaknya. Mungkin dewa Yunani enggak suka Doraemon.”
“Jangan boneka lagi,
ganti cara lain,” timpal mak Ratna. “Pakai pengumuman atau spanduk lebih manjur
kayak e dik Veyz.”
Besoknya pakle Veyz
membuat spanduk super besar bertuliskan, “Dilarang mengutang!” Apakah upaya
pakle Veyz berhasil? Jelas tidak, pelanggannya tetap saja mengutang.
“Nyerah deh aku,
mendingan ganti usaha lain,” keluh pakle Veyz.
“Jangan menyerah gitu
dong, Pakle. Aku punya ide super yahud, yakin deh bakalan berhasil.”
“Ah, ide kamu ngawur
kabeh!”
“Yang ini beda,
Pakle.”
Kemudian Andri minta uang
kepada pakle Veyz untuk membuat spanduk baru. Setelah spanduk itu selesai,
Andri langsung memasangnya di depan konter hp pakle Veyz. Menakjubkan, ide
Andri kali ini berhasil, hingga tidak ada satu orang pun umat manusia yang
berani mengutang.
Pengin tahu
rahasianya?
Andri membuat spanduk
super besar bertuliskan, “BARANG SIAPA YANG MENGUTANG, BARANGNYA AKAN SAYA
MAKAN MENTAH-MENTAH!” Di sebelah tulisan itu terpampang gambar gigi seperti
siap melahap barang siapa saja. Setelah itu tidak ada lagi yang berani mengutang.
(Bisa habis tu barang, ha-ha).
---------------------------------------
Serupa Tapi Tak Sama
Menjelang sore, Andri
bergegas ke konter untuk membantu pakle Veyz. Petang itu suasana di konter
tidak terlalu ramai, hanya ada satu orang pelanggan. Lelaki paruh baya mengisi
pulsa lima ribu rupiah, kemudian membayarnya menggunakan uang pecahan seratus
ribu.
“Enggak ada uang
kecil, pak?” tanya pakle Veyz.
“Waduh, enggak ada,
pak,” balas lelaki paruh baya sambil merogoh saku celana.
Kemudian pakle Veyz
melongok laci tempat menyimpan uang. “Yah, enggak ada receh,” gumam pakle Veyz.
Setelah itu pakle menyuruh Andri menukarkan uang pecahan seratus ribu tersebut.
Saat Andri hendak berangkat, lelaki paruh baya mencegah.
“Bentar, Dik! Enggak
usah tukar. Saya nitip aja, di depan sana kan ada mini market, tolong adik
belikan saya rokok.”
“Rokok apa pak?” tanya
Andri.
“Samsu satu bungkus,
Jarum satu, Magnum dua!”
Dengan mantap Andri
melangkah menuju mini market. Tidak berapa lama Andri kembali menenteng kantong
plastik kecil, lalu menyerahkan kantong tersebut kepada lelaki paruh baya.
Setelah membayar uang pulsa, lelaki paruh baya berlalu.
Selang beberapa
menit, lelaki paruh kembali ke konter sambil menenteng plastik kecil berlogo
mini market tempat Andri membeli rokok sebelumnya.
“Mau isi pulsa lagi,
pak?” tanya Andri.
“Bukan, saya mau nanya,
tadi saya nitip beli apa?”
“Samsu satu bungkus,
Jarum satu, Magnum dua!”
Kemudian lelaki paruh
baya mengeluarkan isi kantong plastik satu-satu.
1. Satu bungkus Rokok Samsu.
2. Satu kotak Jarum pentol.
3. Dua bungkus Es cream
Magnum.
Ha-ha, sampai ketemu di Korenah VII
Bandung, 5 Maret 2017
TM Hendry, s
hehehe... pagi2 saya disuguhin cerita kocak :D
BalasHapusAwali hari dengan tawa, ya mba Santi.:D
HapusAda-ada saja,, ya terkadang zaman waktu kita kecil juga seperti itu, disuruh emak malas, alasannya nunggu iklan.
BalasHapusTapi enggak nunggu iklan saat pertandingan bola kan, mas Indra? :D
HapusAda rokok merk magnum ya, baru tahu. Mungkin kalau saya dititipin pasti dapatnya juga es cream magnum. Hahhaha
BalasHapusNah, ternyata mbakyu Qudsi Falkhi berpotensi seperti Andri dalam cerita di atas. Diminta beli rokok Magnum, malah beli es cream.:D
HapusHaha cerita kamu membuat saya tertawa, ya juga anak-anak kalau sdh asik nonton tv gitu tuh
BalasHapusnah yang suka ngutang hati-hati mau ditelan tuh hehe
Ini yang sering terjadi, menyebutkan sesuatu kadang harus jelas supaya tidak salah kaprah
Wahaha, Iya, Bu.
HapusTerima kasih sudah mampir.:)
duh suka banget sama ceritanya, meskipun singkat tapi gak garing
BalasHapuscukup terhibur di tengah kemumetan hehe
Wah, mbakyu Ami ternyata lagi mumet. Semoga setelah baca Korenah, ga mumet lagi.:D
Hapushehe iya mas
Hapusini candaan ringan tapi gak garing
Hehehe, maaf lahir batin.:)
HapusSemoga mbakyu Ami udah ga mumet.:D
Njir! Iklannya setiap 45 menit sekali!! Kesian yang masak nunggunya lama.
BalasHapusSpanduknya mengerikan, memakan barang barang. Ehh....!!
Menghibur sekali kontennya :D
Terima kasih mbakyu Arum Kusuma.:)
HapusNext Korenah, makan barang2nya ganti sama makan promina kayaknya keren ya? Ha-ha.
maknum wkwkwkwk... magnum dong ituuuu, tapi ya rokok ada magnum juga ya :))
BalasHapusBetul mbakyu Sari Widiarti, diminta beli rokok, Andri malah beli es cream.:D
Hapus