Saya
membayangkan, andai semua manusia memposisikan dirinya sebagai alat perdamaian.
Pasti tidak akan ada lagi perperangan, tawuran, konflik, perbedaan yang
berujung pada kekerasan (fisik/psikis), dsb.
Tuhan, mohon tuntun kami agar tidak saling membenci.
100%
saya sangat percaya, tidak ada keruh yang tidak dapat dijernihkan. Pun begitu
dengan permasalahan. Tak ada masalah yang tidak dapat diurai, asal emosi jiwa
tak dilibatkan di dalamnya. Selain
sifat emosi yang tidak terkontrol, budaya telan mentah-mentah tanpa menimbang seringkali
menjerat seseorang menjadi korban provokasi orang lain yang punya kepentingan.
Tuhan,
Jadikanlah aku alat perdamaian.
Di mana ada kebencian, biarlah kutabur cinta,
Di mana ada luka, kutebar maaf;
Di mana ada kegelapan, kusiram cahaya;
dan di mana ada kesedihan,
kuberikan kegembiraan.
(St. Francis dari Assisi)
Untuk
menjadi alat perdamaian, seseorang harus?
- Netral.
- Boleh memihak (atas kebenaran), namun jangan
menunjukkan keberpihakan.
- Alat perdamaian mencari sumber permasalahan
untuk menyelesaikan, bukan untuk menghakimi.
- Seseorang harus berjiwa besar, bernyali
baja, serta memiliki kecerdasan yang cukup mumpuni dalam menelaah
persoalan guna mencari titik temu.
Siap?
Mari kita ciptakan perdamaian di bumi tercinta ini!
Mari kita ciptakan perdamaian di bumi tercinta ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar